3 Keanehan yang tak Biasa dari Gunung Latimojong

latimojong maountain

Karena gunung Latimojong termasuk salah satu gunung yang masuk dalam Seven Summits of Indonesia, pastinya informasi-informasi biasa seperti tentang ketinggian, lokasi tepatnya dimana, atau keindahannya sudah bertebaran. Jadi langsung saja masuk ke informasi yang tak biasa tentang gunung Latimojong ini, yaitu apalagi kalau bukan tentang mitos dan hal-hal misterius yang menyelimuti si gunung.

1. Hantu Hoppo; manusia yang kala malam berubah menjadi hantu

Hantu Hoppo, salah satu jenis hantu yang hanya ada di gunung Latimojong. Hantu Hoppo diceritakan oleh warga sekitar sana sebagai jelmaan dari manusia yang bisa terbang kala malam, bertandang di atas pohon atau rumah, memburu ternak, buah-buahan, ikan, dan hasil panen.

Kala siang, mereka hanya manusia biasa. Cuma, kata orang sana, Hantu Hoppo bermata merah seperti mata yang kena colok, gemar meludah, dan kala siang bekerja bagai kuda tak kenal lelah.

Kedatangannya di malam hari  terkadang diiringi dengan suara aneh, “pok, pok, pok.” “Kalau suara itu kau dengar sangat nyaring, itu artinya dia sangat jauh, sebaliknya kalau suara itu terdengar lirih berarti dia berada di dekatmu,” begitulah warga sana menceritakan kepercayaan mereka akan si Hantu Hoppo ini.

Sebelum keluar malam mencari korban, Hantu Hoppo ini akan pergi ke gunung Latimojong terlebih dahulu guna meminta ijin. Barang siapa dari mereka yang tak meminta ijin dari gunung Latimojong sebelum berburu mangsa, niscaya mereka akan celaka; bertemu manusia sakti yang tak segan-segan membuat Hantu Hoppo jatuh dari terbangnya.  Itulah kenapa gunung Latimojong dikenal sebagai hunian para raja dan ratu Hantu Hoppo.

Hantu Hoppo, menurut kepercayaan warga sekitar, sejatinya hanyalah manusia yang memiliki kesaktian yang membuatnya bisa terbang saat malam hari. Nahasnya, dirinya yang sejatinya adalah manusia bakal menderita saat mendekati ajal, dia akan terus menderita sampai anak cucunya mau mewarisi kekuatannya itu.


Saat tahu ajalnya sudah dekat, sosok yang kala malam berubah menjadi Hantu Hoppo itu akan memanggil anaknya, kemudian berkata “pindah”. Kalau si anak yang dipanggil itu menjawab “sudah pindah”, kekuatannya akan pindah dan si Hantu Hoppo dapat lekas-lekas mati. Begitulah ritual pewarisan ilmu Hantu Hoppo menurut kepercayaan warga yang tinggal di kaki gunung Latimojong.

2.Gelang rotan dan suara penanda dirimu bakal baik-baik saja atau tidak

Setiap gunung selalu punya penunggunya sendiri. Oleh karenanya, saat hendak muncak, kita perlu berusaha sehati-hati mungkin, dan berdoa untuk kesalamatan. Mendengarkan petuah warga sekitar gunung sebelum mendaki, adalah sikap hati-hati yang harus dilakukan. 

Sebelum mendaki gunung Latimojong, kalian akan diberi pesan oleh pemandu atau warga sekitar supaya menggunakan gelang rotan. Gelang rotan bagi masyarakat warga sekitar gunung, dipercaya akan menjagai para pendaki dari gangguan makhluk halus penunggu gunung Latimojong. 

Gelang rotan punya sejarahnya sendiri bagi warga sekitar gunung Latimojong. Itu adalah tanda bahwa mereka, para pendaki itu, bertamu dan datang dengan baik-baik. Gelang rotan itu, membuat para pendaki seolah-olah keturunan atau penduduk asli gunung Latimojong. Hal itu karena gelang rotan, dipercaya, adalah simbol Janggok Riri dan Nenek Menga, leluhur warga setempat, yang tinggal di gunung Latimojong.

Selain gelang rotan, warga setempat juga percaya akan tanda-tanda lain yang ditunjukkan lewat alam. Suara burung yang didengar saat mendaki adalah tanda bahwa pendakian akan berlangsung lancar, baik-baik saja. Namun apabila suara dengungan lebah yang terdengar, melanjutkan pendakian adalah pilihan yang buruk, lebih baik menangguhkan pendakian dan kembali turun daripada nanti dihadang hal-hal yang tak diinginkan.

3. Dari penampakan sampai dijawil-jawil

Pengalaman mistis berikut saya sarikan dari @dewianurfadilah. 21 Desember 2018, Mbak Dewi melakukan pendakian gunung Latimojong. Nah saat di pos 5, setelah tenda berdiri, dia meminta temannya untuk mengantarnya kencing. Si temannya itu menunggu 10 langkah dari tempat dia kencing. Tepat lima langkah sebelah kanannya, Dewi melihat sosok hitam yang berdiri tepat di pinggir gua. Kaget, dia pun langsung menghentikan kencingnya dan berbenah, kemudian ngacir balik ke tenda. 

Masih di pos 5. Ceritanya setelah muncak sekitar jam 1 siang, dia balik ke tenda. Di area kamping pos 5 saat itu cuma ada dirinya dan temannya saja. Dia turun lebih dulu untuk menyiapkan masakan. Nah, pas lagi melepas sepatu di depan tenda dia melihat sosok putih berlari dari satu pohon ke pohon yang lain. Dan itu tak hanya sekali. Pas lagi masak, lagi-lagi sosok putih itu muncul berlarian di pohon-pohon depan tenda. 

Saat malam pun dia lagi-lagi melihat sosok putih itu. Ceritanya, malam itu dia dengan kawan-kawannya berbincang di depan tenda. Lah,  saat berbincang itulah dia melihat sosok putih tak dikenal berdiri di pepohonan yang hanya berjarak 100 meter dari dirinya. Bayangkan, sedekat itu, gimana ngerinya coba. Dewi pun tanpa babibu langsung masuk tenda dan tidur.

Sosok “penghuni” hutan itu tidak hanya mengganggunya lewat penampakan. Saat tidur, dia terbangun karena kakinya dijahili. Dewi bilang ke temannya supaya tangannya diam, tak usah jahil. Tapi anehnya, si temannya itu menjawab bahwa tangannya diam saja, tak ke mana-mana. Saat itulah Dewi terbayang akan penampakan-penampakan sosok putih yang dilihatnya.

Demikianlah tiga hal yang tak biasa dari gunung Latimojong.

Belum ada Komentar untuk "3 Keanehan yang tak Biasa dari Gunung Latimojong"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel