Mitos dan Fakta seputar Kegemukan

fat people

Kegemukan yang berlebihan atau obesitas tentu tak baik. Lemak yang menumpuk begitu banyak dalam tubuh kita pastinya bisa menyebabkan penyakit. Nah di sini akan dibahas beberapa mitos dan fakta seputar kegemukan. Apa saja, simak baik-baik yah.

Gemuk+Lincah=Sehat

Kalian pastinya punya kan  teman dengan kriteria di atas, gemuk tapi lincah. Dia gemuk tapi kalau main sepak bola sudah seperti Messi aja mainnya. Atau dia gemuk tapi napasnya panjang, dan tidak merasa cepat kelelahan. Kebanyakan dari kita akan menganggap bahwa dia, si gemuk tapi lincah, adalah orang sehat.

Nah belum tentu. Itu hanya mitos belaka. Ada penelitian gabungan dari Amerika Serikat dan Rumania yang menunjukkan bahwa orang kegemukan tapi lincah atau kegemukan tapi napasnya panjang dan tak mudah lelah itu, yang dianggap sehat ternyata dia memiliki kadar kolesterol jahat, kadar resistensi insulin, dan tekanan darah yang lebih tinggi dibanding orang dengan berat badan yang nomal.

Kegemukan pada anak bisa membuat si anak cepat puber

kegemukan anak

Kepercayaan bahwa anak yang gemuk akan lebih cepat mengalami puber sudah menjalar di masyarakat sejak tahun 1997. Ada studi yang dilakukan oleh Herman-Giddens et al  yang menunjukkan adanya beberapa anak di Amerika Serikat yang awal masuk SD sudah mengalami pubertas. Setelah ditelusuri ternyata hal itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara massa lemak yang berlebih dan pubertas dini. Lemak dalam tubuh dengan jumlah yang begitu banyak atau berlebihan untuk ukuran si anak yang berusia pra-pubertas, nantinya akan memicu produksi hormon tertentu. Nah si hormon inilah yang nantinya membuat si anak mengalami pubertas dini. Selain itu, susu formula yang dikonsumsi saat bayi dan penambahan bobot yang cepat ketika masih bayi juga ada hubungannya dengan percepatan pubertas yang dialami si anak nantinya.

Selain itu, sebenarnya kegemukan berlebih atau obesitas di usia dini punya konsekuensi yang lebih berbahaya daripada pubertas dini. Banyak loh studi yang sudah membuktikan bahwa kegemukan di usia dini nantinya bakal berimbas pada kegemukan di usia dewasa. Hmmm. Memang yang namanya berlebih itu tidak baik, yang baik ya yang ideal alias yang sedang-sedang saja, pas di tengah.

Kegemukan karena sering melakukan perjalanan dinas

perjalanan dinas

Kegemukan karena seringnya melakukan perjalan dinas? Memang ada hubungannya? Kalian pasti akan melontarkan pertanyaan semacam itu atau paling tidak terbesit dalam pikiran kalian. Nah simak baik-baik yah. Di tahun 2011 ada studi yang menunjukkan bahwa mereka yang sering melakukan perjanan bisnis atau dinas selama 2 minggu atau lebih dalam sebulan ternyata punya Body Mass Index (BMI) lebih tinggi daripada mereka yang jarang bepergian. Jarang itu berapa kali? Yaitu satu sampai enam hari per bulan. Selain itu, orang-orang yang sering bepergian untuk dinas atau bisnis cenderung punya tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang seringnya di rumah. Kalian penasaran kan kenapa bisa begitu? Nah, kemungkinannya karena mereka, orang-orang yang sering bepergian untuk dinas atau bisnis, saat bepergian 81%  pakai kenderaan, jadi mau tak mau mereka dipaksa duduk sepanjang waktu dan sulit melakukan olahraga.  Terus ditambah dengan makanan yang dikonsumsi saat bepergian itu, yang biasanya berupa makanan restoran atau fast food). Makanan-makanan itu seringkali mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang dimasak sendiri. Jadinya ya pulang dari dinas, tambah lebar itu lingkar pinggang.

Ya pastinya maklum sih, bahwa mereka pulang-pulang jadi gemuk. Apalagi watak kita saat bepergian yang tak mau meninggalkan makanan khas daerah yang kita kunjungi atau restoran terkenal dari daerah itu. Tak peduli apa itu kolesterol, darah tinggi, kalori, langsung lahap saja itu makanan. Ya mau kapan lagi? Kan nggak tiap hari ke sana.
Tapi tenang, hal-hal di atas seperti resiko terkena darah tinggi, kolesterol, dkk pastinya bisa dikurangi. Tentu dengan berolahraga dan bergaya hidup sehat.

Baca juga 13 Fenomena Mutasi Aneh Pada Tubuh Manusia

Referensi:
“Dysmetabolic Signals in ‘Metabolcally Healthy’ Obesity”. Obesity Research & Clinical Practice, 2012.
“Effects of Weight Loss among Metabolically Healthy Obese Men and Women”. Diabetes Care, 2010.
“Childhood Obesity and The Timing of Puberty”. Trends in Endocrinology & Metabolism, 2009.
“Childhood Obesity and Adult Morbidities”. American Journal of Clinical Nutrition, 2010.
“Business Travel and Self-Rated Health, Obesity, and Cardiovascular Disease Risk Factors”. Journal of Occupational & Enviromental Medicine, 2011.

Belum ada Komentar untuk "Mitos dan Fakta seputar Kegemukan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel