Misteri Angka 4 di Jam Gadang Bukittingi. Typo atau Jumlah Tumbal?

jam gadang bukitinggi

Kamu pasti tahu dong Jam Gadang Bukittingi. Udah pernah kesana? Ngerasa ada yang aneh?
Salah satu tempat bersejarah di Sumatera Barat yang kece ini sudah tidak asing lagi di telinga orang se-nusantara. Di buku pelajaran, di acara televisi, di atlas, di mana-mana sering banget muncul nih tempat.

Ketika kamu berkunjung ke menara yang mirip Big Ben London ini, pasti kamu mengamati jamnya kan? Ngerasa ada yang aneh?

Pertama, mungkin karena jam tersebut bertuliskan angka romawi. Oke, barangkali sebagian pembaca mff sedang izin ke kantin pas pelajaran angka Romawi di SD.

Kedua, di jam bertuliskan angka romawi tersebut, angka 4 tidak ditulis sebagai IV malah ditulis IIII. Bagi anda yang waktu pelajaran SD nggak bolos, pasti ingat dong gimana gurumu ngajari nulis angka 4 yang bener. Bahkan Mimin pernah nulis angka 4 sebagai IIII pas ujian dan Bu guru nyalahin!

Ya, di situ keanehannya. Aneh kan, ya kan? Biasa azza? -.-

Oke, berikut adalah penjelasan-penjelasan mengenai keanehan tersebut:

1. Typo.

Salah tulis! Ya, ini nggak penting. Langsung saja menuju ke nomor 2.

2.    Jumlah Tumbal.

Konon, menara yang dibangun tahun 1826 masehi ini memakan 4 korban jiwa saat pembangunannya. Ada juga yang bilang, ada 4 pekerja bangunan yang meninggal setelah pembangungan tersebut rampung. Terlepas dari benar atau tidak, orang-orang kita emang demen mengaitkan apapun dengan hal berbau klenik.

3.    Hemat Bahan Baku.

Ada yang sudah muak dan menganggap Mimin ngaco terus? Tidak begitu, sobat netizen yang budiman. Mimin mendapatkan info ini dari website lain. Penjelasan detailnya begini:
Pandai besi cuman mau membentuk besi dengan harga ekonomis dalam kelipatan empat. Kalau angka 4 dibentuk menjadi IV, maka pandai besi membuatnya angka-angka tersebut dengan jumlah berikut:
Angka I = 17 batang. Angka V = 5 batang. Angka X = 4 batang.
Sedangkan, kalau angka 4 dibentuk menjadi IIII, maka pandai besi membuatnya angka-angka tersebut dengan jumlah berikut:
Angka I = 20 batang. Angka V = 4 batang. Angka X = 4 batang. Jadi tidak ada yang terbuang.

4.    Ketidakseimbangan Visual.

Ada lagi nih, sejarahnya, ada seorang raja bernama King Louis yang order jam. Ketika pesanannya jadi dan sudah dibuat sesuai aturan angka romawi yang diajarkan di SD, beliau malah mempermasalahkan angka IV.

Katanya, kalau ditulis IV jadi nggak imbang gitu. Angka IV di jam kan berseberangan dengan angka VIII, jadi menurutnya lebih okesip kalau pakai angka IIII. Oke, sultan mah bebas.

Tapi asal kamu tahu, sang raja lebih terkenal dengan nama King Louis XIV ketimbang King Louis XIII, heuheu. Sekali lagi, sultan mah..

5.  Angka IV dan Sebuah Dewa.

Bangsa Romawi memiliki seorang Dewa yang bernama JUPITER, alias IVPPITER, alias disingkat jadi Dewa IV. Maka tidak elok kalau nama dewa disisipkan di antara angka-angka di jam. Apakah ini sebuah penistaan?

6. Biasa aja, hello.

Mimin paling setuju dengan yang satu ini. Penulisan IIII Romawi, katanya emang cuman nongol di zaman now. Di sebuah manuskrip berjudul Forme of Cury (1930) juga nulis 4 pakai IIII kok.

Di sebuah forum online, ada yang bersaksi bahwa beliau belum melihat jam matahari era sebelum abad 19 yang sudah menggunakan angka IV. Begitu, Pemirsa!

Baca juga Mitos Batu Angkek-angkek dan Batu Baitkam

Belum ada Komentar untuk "Misteri Angka 4 di Jam Gadang Bukittingi. Typo atau Jumlah Tumbal?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel