17 Peristiwa Langit Tahun 2019 yang Sayang Untuk Dilewatkan

gerhana matahari cincin
Gerhana Matahari Cincin akan terjadi tahun ini.

Astronomi memang sangat seru untuk diulas, keindahan langit yang tiada batas membuat kita penasaran akan kejadian seru di langit-langit Bumi. Jika di tahun sebelumnya banyak disuguhkan gerhana bulan, tahun ini juga tidak kalah seru dengan tahun sebelumnya. Akan ada banyak fenomena langit yang unik dan jarang terjadi setiap tahun. Apa saja itu? simak semua fenomena langit yang akan terjadi tahun 2019 dibawah ini.

Hujan Meteor Quadrantids

(3 - 5 Januari) Quadrantids adalah hujan meteor yang deras, mencapai 40 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh debu yang ditinggalkan oleh komet yang dikenal sebagai 2003 EH1, yang ditemukan pada tahun 2003. Kamar mandinya beroperasi setiap tahun dari tanggal 1-5 Januari. Puncaknya terjadi pada tanggal 3 dan 4 malam. Bulan tidak akan mengganggu karena hanya berupa bulan sabit tipis. Tempat dan waktu terbaik adalah di lokasi gelap setelah tengah malam. Meteor akan memancar dari rasi bintang Boot, tetapi bisa juga muncul di mana saja di langit.

Elongasi Venus

(6 Januari) Planet Venus mencapai sudut elongsi terbesar, yaitu 47 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat planet Venus, karena planet ini berada pada titik tertinggi di langit pagi hari. Venus adalah objek bintang paling terang yang mudah ditemukan disebut juga bintang fajar atau bintang kejora.

Gerhana Matahari Sebagian

(6 Januari) Gerhana matahari parsial terjadi saat bulan menutupi sebagian dari piringan matahari. Gerhana matahari parsial hanya dapat diamati dengan baik dengan filter matahari khusus atau dengan melihat bayangan Matahari. Sayangnya fenomena ini tidak dapat diamati di Indonesia. Gerhana sebagian ini akan terlihat di beberapa bagian Asia timur seperti Jepang, Korea dan China dan Samudera Pasifik bagian utara.

Supermoon

(21 Januari) Bulan akan terletak di sisi berlawanan dengan Bumi dan Matahar. Ini adalah yang pertama dari tiga supermoon yang akan terjadi tahun 2019. Bulan akan berada pada pendekatan terdekat ke Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Gerhana Bulan Total

(21 Januari) Gerhana bulan total terjadi ketika Bulan benar-benar melewati bayangan gelap Bumi, atau umbra. Selama gerhana berlagsung, Bulan akan secara bertahap menjadi lebih gelap dan kemudian berubah mejadi warna merah darah. Sayang seribu sayang, gerhana ini tidak bisa dinikmati di Indonesia. Gerhana akan terlihat di sebagian besar Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudra Pasifik timur, Samudra Atlantik barat, Eropa Barat, dan Afrika Barat.

bulan

Konjungsi Venus dan Jupiter

(22 Januari) Konjungsi Venus dan Jupiter akan terlihat pada 22 Januari. Dua planet terang akan terlihat berdekatan pada jarak 2,4 derajat di pagi hari. Pemandangan yang mengesankan ini akan terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit.

Supermoon

(19 Februari) Ini juga merupakan yang kedua dari tiga supermoon untuk 2019. Bulan akan berada pada pendekatan terdekat ke Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Maret Equinox

(20 Maret) Matahari akan bersinar tepat diatas khatulistiwa sehingga lamanya siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. Ini juga merupakan hari pertama musim semi (vernal equinox) di belahan bumi utara dan hari pertama musim gugur (equinox musim gugur) di belahan bumi selatan.

Supermoon

(21 Maret) Purnama ini termasuk Supermoon, Ini juga yang terakhir dari tiga supermodel untuk 2019. Bulan akan berada pada pendekatan terdekat ke Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Elongasi Merkurius

(11 April) Planet Merkurius mencapai elongasi ke timur terbesar,mencapai 27,7 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Merkurius karena akan berada pada titik tertinggi di atas cakrawala. Untuk melihatnya, carilah planet di dekat horizon sebelah barat, tepat setelah matahari terbenam.

Hujan Meteor Lyrids

(22 - 23 April ) Lyrids adalah hujan meteor biasa yang menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor Lyrid disebabkan oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada tahun 1861. Hujan meteor ini selalu ada setiap tahun, terutama tanggal 16-25 April. Puncaknya hujan meteor ini terjadi pada malam tanggal 22 dan pagi petang tanggal 23. Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu yang cerah yang berlangsung selama beberapa detik. Meteor akan memancar dari rasi Lyra, tetapi bisa muncul di mana saja di langit.

hujan meteor

Hujan Meteor Eta Aquarids

(6 - 7 Mei) Hujan Meteor Eta Aquarids merupakan salah satu yang cukup deras, mampu menghasilkan 60 meteor per jam pada puncaknya. Sebagian besar aktivitas terlihat di belahan bumi selatan. Partikel debu yang ditinggalkan oleh komet Halley yang menyebabkan hujan meteor ini. Hujan meteor terjadi setiap 19 April hingga 28 Mei. Puncaknya tahun ini pada malam 6 Mei dan pagi hari tanggal 7 Mei. Bulan sabit tipis akan terbenam di awal malam meninggalkan langit gelap yang mendukung pengamatan. Meteor akan memancar dari konstelasi Aquarius, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

Oposisi Jupiter

(10 Juni) Planet raksasa akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat dan memotret Jupiter dan bulan-bulannya. Dengan bantuan teropong maka akan terlihat bulan jupiter yang berupa titik-titik terang di samping planet.

Oposisi Saturnus

(9 Juli) Planet bercincin ini akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Saturnus terlihat lebih cerah daripada waktu lain tahun ini dan akan terlihat sepanjang malam. Ini adalah waktu tepat untuk melihat dan memotret Saturnus dan bulan-bulannya. Teleskop berukuran sedang atau besar akan memungkinkan Anda melihat cincin Saturnus dan beberapa bulan yang paling terang.

saturnus

Gerhana Bulan Parsial

(17 Juli) Gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian merupakan peristiwa ketika bulan tertutup sebagian oleh bayangan Bumi. Selama gerhana ini, sebagian Bulan akan menjadi gelap saat bergerak menembus bayangan Bumi. Gerhana akan terlihat di sebagian besar Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Samudera Hindia. Warga Indonesia juga dapat menyaksikan fenomena gerhana parsial ini mulai pukul 3 pagi sampai matahari matahari terbit, puncaknya terjadi sekitar 4.20, di arah barat. Peta terdampak dapat dilihat disini.

Hujan Meteor Delta Aquarids

(28-29 Juli) Delta Aquarids diproduksi oleh puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Marsden dan Kracht. Hujan meteor ini terjadi setiap tahun dari 12 Juli hingga 23 Agustus. Puncaknya tahun ini pada malam 28 Juli dan pagi 29 Juli, akan ada 20 meteor per jam menghujani Bumi. Meteor sebagian besar akan muncul dari konstelasi Aquarius.

Gerhana Matahari Cincin

(26 Desember) Mungkin inilah fenomena yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, pertunjukan spektakuler dari dewa matahari. Kebetulan tanggal terjadinya bertepatan dengan tanggal tsunami aceh dan aceh juga menjadi tempat dilaluinya gerhana matahari cincin ini. Sayangnya pulau Jawa hanya mendapatkan gerhana matahari sebagian, karena gerhana matahari cincin ini hanya terlihat sempurna di daerah barat pulau Sumatera dan sebelah utara Kalimantan, Negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura juga menjadi jalur yang dilewati gerhana matahari cincin ini. Gerhana akan terjadi pukul 11.00 sampai 14.30, jangan lupa memakai kacamata film atau las untuk mengamati gerhana ini.

Belum ada Komentar untuk "17 Peristiwa Langit Tahun 2019 yang Sayang Untuk Dilewatkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel