Misteri Rawa Pening dari Suara Gamelan tak Bertuan hingga Tiga Kerajaan Gaib

misteri rawa pening

Rawa Pening. Keberadaannya memang tak bisa dilepaskan dari legenda Baru Klinthing, tapi tak hanya legenda itu saja yang melekat pada nama Rawa Pening. Mitos-mitos dan kejadian-kejadian mistis juga menghinggapi danau yang mencakup empat wilayah kecamatan di kabupaten Semarang ini. Langsung saja, berikut mitos dan kejadian mistis seputar Rawa Pening.

1. Suara gamelan tak bertuan; petanda akan adanya korban jiwa

Salah satu misteri yang menyelimuti Rawa Pening ini adalah gema suara gamelan. Suara gamelan ini mirip suara gamelan yang biasa kita dengar saat ada hajatan atau pementasan wayang. Mulanya, suara gamelan ini terdengar berasal dari seberang danau Rawa Pening. Tapi setelah didatanginya sumber suara, setelah diseberanginya danau Rawa Pening, suara gamelan tak bertuan ini malah terdengar seperti berasal dari arah yang berlawanan, dari arah di mana kita datang.

Yang lebih bikin merinding adalah cerita tentang suara gamelan tak bertuan ini yang merupakan petanda bakal adanya korban jiwa di danau Rawa Pening. Warga sekitar danau Rawa Pening memercayai hal itu. Dan bukan tanpa sebab mereka memercayainya. Sudah banyak korban jiwa di danau Rawa Pening yang didahului dengan bunyi gamelan dari seberang danau. Biasanya, kalau danau ini membunyikan gamelan di malam hari, siangnya ada korban. Dan sebaliknya, jika gamelan itu bergema saat siang, malamnya bakal ada kabar tentang korban yang tenggelam di danau ini.

2. Ayam beserta kandangnya (pithik sak kandange)

Ayam beserta kandangnya adalah kiasan untuk penumpang bus beserta bisnya yang tenggelam di danau Rawa Pening. Ayam beserta kandangnya ini konon dilontarkan oleh sosok tua berjenggot panjang yang masuk dalam mimpi salah satu sesepuh warga sekitar danau. Dalam mimpinya, orang tua berjenggot itu meminta pithik sak kandange. Dia, orang tua berjenggot itu, bahkan datang tiga kali berturut turut dalam mimpi si sesepuh. Si sesepuh desa gelisah, tak tahu apa yang dimaksud oleh sosok yang mampir ke dalam mimpinya.

Setelah tiga hari berturut-berturut mendapat mimpi semacam itu, ada bus yang kecelakan di jembatan utama jalan raya Solo-Semarang. Bus itu oleng, tak stabill sampai akhirnya terjatuh dan tenggelam beserta penumpangnya. Tak ada satupun korban yang selamat. Dari kejadian ini lah kemudian dipahami apa yang dimaksud oleh sosok dalam mimpi sesepuh desa itu.

Meski kejadian ini sudah lewat puluhan tahun, dari tahun 1970-an, mitos tentang pitik sak kandhange ini masih tetap bergema sampai saat ini.

3. Kakek tua penghantar nyawa

Kejadian mistis yang satu ini juga sudah sangat santer di warga sekitar Rawa Pening. Ceritanya ada lima bocah yang pergi ke danau. Nah, di sana mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang mengajaknya mencari kerang di danau. Lima bocah itu ikut saja karena mereka melihat lokasi yang ditunjuk si kakek nampak bening hingga nampak kerang-kerangnya yang begitu banyak.

Namun naas, ternyata apa yang bocah bocah itu lihat tak nampak seperti yang orang-orang umum lihat. Air itu keruh, berarus kencang, dan tak dangkal seperti yang bocah bocah itu kira. Tenggelamlah lima bocah itu. Untungnya ada pemancing yang mengetahui kejadian itu. Diselematkannya lah mereka. Namun hanya empat bocah yang dapat diselamatkan oleh si pemancing. Para warga pun bergegas menjeburkan diri, tapi tetap saja satu bocah itu belum juga ditemukan. Sampai akhirnya ada seseorang warga yang mencoba mencarinya di sepanjang lokasi yang berlawanan dengan arus, dan ketemulah satu bocah itu yang sudah tak bernyawa dalam posisi meringkuk; lutut tertekuk dan kepala menunduk.

Setelah mendengar cerita empat bocah yang selamat, si pemancing dan beberapa saksi yang melihat mereka bermain di danau tadi heran dan bingung. Karena mereka tak melihat sosok kakek tua yang diceritakan empat bocah itu.

Nah itu dia tiga mitos tentang Rawa Pening. Oia, ada satu lagi mitos yang seringkali dikaitkan dengan keanehan yang terjadi di Rawa Pening seperti suara gamelan dan korban-korban yang berjatuhan di sana, yaitu adanya tiga kerajaan gaib yang berlokasi di kawasan Rawa Pening. Suara gamelan itu katanya berasal dari kerajaan gaib yang sedang berpesta, sementara korban-korban itu adalah tumbal untuk makhluk gaib penghuni kerajaan.

Baca juga 8 Misteri Telaga Ranjeng Brebes

Belum ada Komentar untuk "Misteri Rawa Pening dari Suara Gamelan tak Bertuan hingga Tiga Kerajaan Gaib"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel